Sabtu, 25 Mei 2013

Kalimat Rancu Bikin Lucu (1)


Oleh: Hari Untung Maulana



Dalam kehidupan sehari-hari 
bahasa memang ‘yang penting nyambung’, 
saat ngobrol dengan teman, tetangga, dan orang tua sering kali kita menggunakan paham itu. Memang benar, jika ada yang menggunakan kata-kata tidak baku atau kalimat-kalimat yang ‘berantakan’ tidak akan ada bapak Polisi yang tiba-tiba menangkap kita.
Namun, kadangkala jika lawan bicara kita iseng, kalimat-kalimat yang kita lontarkan kerap menjadi bahan tertawaan karena makna yang berbeda.


1.     Seorang lelaki berdoa dengan khusuk di sebuah musala. “Ya Allah, hamba sudah berobat kemana-mana, panyakit saya tak kunjung sembuh. Sembuhkanlah penyakit saya ya Allah”. Pria tua di sebelahnya senyum-senyum. Usai berdoa lelaki itu hendak beranjak pergi, tetapi ditahan oleh orang tua tadi.
“Bagaimana akan sembuh, kalau doanya salah.”
“Hah, salah bagaimana Ki?”
“Lha kamu punya penyakit; diobatin; penyakitnya udah mau mati dan hilang malah didoakan biar penyakitnya sehat lagi.”
“Maksudnya Ki?”
“Iya, seharusnya doanya sembuhkanlah diri saya atau hilangkanlah penyakit saya, bukan penyakitnya yang mau mati malah disembuhkan.”
“Betul juga ya Ki.”
“He…he…he... aki cuma bercanda. Allah Mahapaham apa yang diminta hambanya.”

2.     “Ada apa Mi?”
“Itu, orang-orang mau lihat iring-iringan jenazah keluarga Pak Husen.”
“Memangnya keluarga Pak Husen kecelakaan?”
“Tidak, beliau dibunuh perampok, mau ikut lihat gak?”
“Enggak ah, takut aku.”
“Takut?”
“Iya, lagian yang dilihat iring-iringan jenazah sih.”
“Terus, kenapa?”
“Berarti yang iring-iringan jenazahnya dong.”
“Maksud saya, iring-iringan pengantar jenazah Mi, puas?”
“Hehehe…”

3.     Proses pembangunan sebuah rumah. Sang mandor memberi perintah
“Encup, Sidik, hati-hati kalau ngaduk semen di situ. Banyak beling. Kalau ngaduk pakai sepatu bot ya.”
“Memangnya bisa ya Bos, ngaduk pakai sepatu bot, bukannya ngaduk itu harus pakai pacul atau sekop?”

4.    “Sedang apa Son?”
“Aduh, aku lagi sakit panas dalam nih.”
“Minum larutan penyegar dong.”
“manjur tidak tuh?”
“Baca nih, Larutan penyegar, menghilangkan panas dalam, sariawan, hidung tersumbat, dan bibir pecah-pecah.”
“Hiii, tidak mau saya.”
“Kenapa?”
“panas dalam hilang, hidung tersumbat hilang, bibir pecah-pecah juga hilang,”
“Iya, ya, nanti kamu jadi gak punya hidung sama bibir dong, ikut hilang sih.”
“Hahaha”

5.    Obrolan beranda
Bu Marni   :   Lihat tuh bu anak-anak zaman sekarang, yang laki-laki pakai anting-anting, yang perempuan malah tidak pakai apa-apa.
Bu Hindun :   Masak sih bu, tidak pakai apa-apa, telanjang dong.
Bu Marni   :   hehehe

6.    “Pasang apa Di?”
“Ini, pasang pengumuman.”
“Pengumuman apa?”
“Rumah ini mau dijual”
“O, memangnya rumah ini bilang sendiri ke kamu.”
“Maksudnya,”
“Iya, rumah ini mau dijual, kesannya dia sendiri yang bersedia dijual.”

7.     “Semenjak lulus, saya sudah jarang bertemu Kiki.”
“O, kalau saya pernah.”
“Kamu suka ketemu Kiki, Cin”
“Enggak, enggak suka. Habisnya dia sering kentut sih.”
“Maksud saya, kamu sering ketemu Kiki, Cin?”
“O, enggak cuma sekali kok.”

8.    Suatu siang di jalan sebuah perumahan. Suasana sepi. Seorang tukang sayur berteriak-teriak selantangnya, sengaja membangunkan ibu-ibu rumah tangga yang mungkin sedang tidur-tiduran atau tidur benaran.
Tukang sayur    :   SAYUR… SAYUR…SAYUR… SAYUR BU… AYO JANGAN TIDUR MELULU…
Seorang ibu keluar dengan tergopoh-gopoh
Ibu                  :   MANG, PUNYA OTAK GAK?
Tukang sayur    :   Wah, maaf bu sudah habis tadi pagi
Ibu                  :   Pantasan, siang-siang orang sedang pada tidur malah teriak-teriak. (Masuk sambil membanting pintu meninggalkan tukang sayur yang cengengesan.)

9.    “Salat dahulu yuk”
“Dimana?”
“Di masjid depan lah.”
“Enggak ah, serem.”
“Serem?”
“Iya, habisnya di depan masjid itu ada tulisan ‘Yang membawa hape harap dimatikan’. Berarti yang dimatikan orangnya yang bawa dong.”
“Bener juga ya, hiii…”

10. Ujian tengah semester akan segera dimulai. Guru pengawas berteriak, “Sebelum ujian dimulai…SIAPA YANG MAU KENCIIIIINNGGGG!!”
Semua kompak menjawab
“GAAAKKKK DOOYAAAANNNN”.

11. “Kita harus laporkan pak UUY ke kantor polisi,” ujar pak Sabeni sambil terengah-engah. Pak RT yang dilapori bingung-bingung gimana gitu.
“Memangnya ada apa?” ujar Pak RT setelah agak sadar.
“Tadi waktu saya ajak pak Uuy Ronda, di bilang ‘sebentar, saya mau nidurin anak saya dulu’, parah gak tuh!”.

12. Bagaimana bu, pengalaman mengajar pertama? Tanya kepala sekolah kepada seorang guru baru.
Anak-anaknya pada berisik ya Pak di kelas.
Kalau berisik di diemin aja bu.
Iya Pak, saya diemin aja mereka, terserah mau apa mereka

13. Seorang bapak tampak mengobrol dengan seorang tukang rumput di halaman sebuah rumah.
“Rumputnya bagus-bagus ya Mas.”
“Iya Pak ini rumput khusus taman. Mahal lho Pak”
“Saya minta sedikit bisa gak mas. Buat saya kembangin di rumah saya”
“Wah gak bisa pak”
“Memangnya kenapa mas? Sedikit aja kok”
“Tapi rumput ini gak bisa dikembangin pak”
“Lho, jadi harus ditanam satu-satu.”
“Bukan gitu Pak, maksudnya rumput ini gak bisa dikembangin... kan rumput memang enggak keluar kembang Pak.”

14.  Di depan sebuah pabrik
“Ada apa rame-rame Din”
“Itu para buruh lagi pada mogok”
“Mereka menuntut apa?”
“Mereka menuntut agar gajinya segera turun”
“Haduh... kalau saya mah, maunya nuntut agak gajinya segera naik Din”

15. Obrolan para guru penghafal Alquran
Guru 1: Target kita, bacaan quran anak-anak itu benar, tidak ada kesalahan baca.
Guru 2: Kalau fokus pada benarnya cara baca, lantas target hafalannya bagaimana?”
Guru 1: Sembari memperbaiki bacaan anak-anak, kita minta menghafal... yah sambil jalan aja menghafalnya
Guru 2: Sambil duduk dan konsentrasi menghafal saja susahnya minta ampun, malah sambil jalan

16. Itu suara motor siapa?
Enggak tahu, tapi kalau dari suaranya sih, sepertinya istri saya.
Ya ampun, jadi suara istri kamu kayak suara motor
Maksudnya suaranya seperti suara motor istri saya

17. Pembeli: Mas, cendolnya mana? Kok isinya dikit banget, kebanyakan airnya.
Penjual: o iya, sesuai namanya Mas, dawet ayu banyumas, jadi isinya ya cuma banyu mas

18. Seorang ibu usai melakukan perawatan tubuh di sebuah salon. Masuk ke dalam mobil yang disopiri suaminya. namun sepertinya ibu itu kurang rapat menutup pintu mobil. Suaminya berkata, “mama, kurang kencang.” Istrinya menjawab, “iya lah pa, namanya juga perawatan kulit, ya gak bisa sekali lah biar kencang. Besok kesini lagi ya Pa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah memberi masukan